Standar tersebut menjadi acuan untuk menjaga akurasi informasi, transparansi dan akuntabilitas, kepatuhan regulasi, serta membangun kepercayaan pemangku kepentingan.
Ketika auditor tidak bekerja sesuai dengan aturan dan kode etik, auditor tidak hanya akan dikenai sanksi profesional. Namun juga penilaian yang diberikan tidak dapat dipercaya.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang standar dalam proses audit, jenis, prinsip, contoh penerapan, hingga tantangan dalam menerapkan standar tersebut.
Apa itu Standar Audit?
Standar audit adalah seperangkat pedoman yang ditetapkan oleh badan akuntansi profesional sebagai landasan bagi auditor untuk melakukan audit yang profesional, objektif, independen, dan memadai.
Badan akuntansi profesional itu seperti standar ini ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (API) dan American Institute of Certified Public Accountants (AICPA).
Dengan mengikuti pedoman tersebut, auditor bisa memberikan penilaian yang wajar terhadap laporan keuangan perusahaan.
Mengenal Standar Audit di Indonesia
Ada beberapa standar audit yang berlaku dan dapat diterapkan di Indonesia. Standar tersebut dapat digunakan sesuai dengan tujuan dan jenis pemeriksaan, entitas yang diaudit, ruang lingkup, hingga regulasi pihak yang berwenang. Berikut sejumlah standar audit yang berlaku di Indonesia.
- Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) – pedoman yang berisi prinsip-prinsip umum, panduan, dan persyaratan etika profesional akuntan publik saat melaksanakan tugas audit.
- Standar Audit (SA) – pedoman dan prosedur audit terhadap laporan keuangan perusahaan.
- Standar Review atas Informasi Keuangan (SR-IK) – pedoman melakukan peninjauan terhadap informasi keuangan tanpa proses audit.
- Standar Jasa Eksternal (SJE) – pedoman yang berisi panduan dan persyaratan yang mengatur layanan jasa akuntan publik selain audit laporan keuangan perusahaan.
- Standar Etika Profesi Akuntan Publik (SEPA) – pedoman yang berisi persyaratan etika profesional akuntan publik ketika menjalankan audit dan tugas-tugas lainnya.
11 Jenis Standar Audit
1. Standar Umum Audit
- Kompetensi Auditor
Menyoroti pentingnya auditor memiliki keahlian teknis dan pengalaman yang memadai. - Independensi Auditor
Menjelaskan bahwa auditor wajib bebas dari konflik kepentingan. - Kecermatan & Profesionalisme
Menekankan pentingnya ketelitian dan kehati-hatian dalam pelaksanaan audit.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
- Perencanaan Audit yang Matang
Meliputi penyusunan strategi, ruang lingkup, dan penilaian risiko. - Pemahaman Sistem Pengendalian Internal
Membahas bagaimana auditor menilai efektivitas kontrol internal perusahaan. - Bukti Audit yang Memadai & Kompeten
Menjelaskan kebutuhan bukti yang relevan untuk mendukung temuan.
3. Standar Pelaporan Audit
- Pernyataan Kesesuaian dengan Standar Audit
Menegaskan bahwa laporan harus menyebutkan kepatuhan terhadap standar audit yang berlaku. - Penilaian atas Kewajaran Laporan Keuangan
Menjelaskan cara auditor menyimpulkan tingkat kewajaran informasi. - Pengungkapan Ketidaksesuaian atau Batasan
Menerangkan kondisi ketika auditor harus memberi opini wajar bersyarat atau tidak wajar.
4. Generally Accepted Auditing Standards (GAAS)
Deskripsi tentang standar audit yang dikembangkan di AS untuk menjaga kualitas proses audit melalui pedoman umum, pekerjaan lapangan, dan pelaporan.
5. International Standards on Auditing (ISA)
Menjelaskan standar global yang diterbitkan IAASB untuk menyatukan praktik audit di seluruh dunia agar lebih seragam dan kredibel.
6. Standar Audit Pemerintah (Government Auditing Standards / Yellow Book)
Membahas standar untuk audit sektor publik, mencakup akuntabilitas penggunaan anggaran negara dan kepatuhan terhadap regulasi pemerintah.
7. Standar Audit Internal (Internal Audit Standards / IIA)
Menjelaskan pedoman audit internal seperti Independence, Objectivity, dan Quality Assurance yang mendukung efektivitas pengawasan perusahaan.
8. Standar Pengendalian Mutu Audit (Quality Control Standards)
Membahas standar terkait sistem mutu di firma audit, mencakup supervisi, konsultasi, evaluasi kinerja, dan dokumentasi audit.
9. Standar Etika Profesi Auditor
Menjelaskan kode etik seperti integritas, objektivitas, kerahasiaan, dan perilaku profesional yang wajib diikuti dalam setiap penugasan.
10. Standar Audit Berbasis Risiko (Risk-Based Audit Standards)
Membahas bagaimana auditor menggunakan pendekatan berbasis risiko untuk memfokuskan pemeriksaan pada area yang paling rawan salah saji.
11. Standar Audit Kepatuhan (Compliance Audit Standards)
Menjelaskan standar yang digunakan untuk memeriksa apakah suatu entitas telah mematuhi regulasi, kebijakan, atau ketentuan tertentu.
Prinsip Dasar dalam Standar Audit
- Integritas dan Objektivitas
- Kompetensi Profesional dan Kehati-hatian
- Independensi
- Kerahasiaan
- Perencanaan yang Tepat
- Pendekatan Berbasis Risiko
- Bukti Audit yang Memadai dan Relevan
- Dokumentasi Audit
- Pelaporan Jelas dan Akurat
- Kepatuhan Terhadap Regulasi dan Standar Audit
Contoh Penerapan Standar Audit yang Tepat
Untuk lebih memahamkan bagaimana standar audit diadopsi atau dilaksanakan oleh auditor, berikut beberapa contoh penerapan standar audit yang tepat.
1. Independensi Auditor
PT FGH menugaskan KAP Laut untuk melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaannya. Pada penugasan tersebut, KAP Laut menunjuk auditor Umar sebagai pemimpin audit.
Dalam proses audit, tim audit menemukan bahwa Umar (pemimpin tim audit) pernah bekerja di PT FGH sebagai konsultan operasional dua tahun yang lalu. Hingga saat ini, Umar masih berkomunikasi dengan stan manajemen perusahaan.
Kondisi ini memicu ancaman terhadap independensi auditor. Sebab, auditor dapat mengaudit keputusan atau sistem yang pernah ia buat dan hubungan pribadi tersebut dapat memengaruhi objektivitas penilaian.
Maka untuk memastikan proses audit objektif dan menghindari konflik kepentingan, KAP Laut mengganti Umar dengan auditor lain yang tidak memiliki hubungan personal dengan PT FGH. Keputusan ini juga dikomunikasikan dengan PT FGH sebagai langkah transparansi layanan KAP.
2. Perencanaan Audit Memadai
Perencanaan audit yang memadai merupakan penerapan nyata dari standar pekerjaan lapangan yang mengharuskan auditor menyusun langkah kerja secara sistematis sebelum audit dilakukan. Tahap ini membantu auditor memahami konteks bisnis, menilai risiko, serta menentukan prosedur audit yang paling efektif.
Contoh Penerapan:
- Analisis Risiko Awal (Preliminary Risk Assessment)
Auditor melakukan identifikasi area yang berpotensi tinggi terjadi salah saji atau ketidaksesuaian, seperti transaksi bernilai besar, akun yang rawan manipulasi, atau area dengan pengendalian internal yang lemah. - Penentuan Ruang Lingkup & Tujuan Audit
Auditor mendefinisikan fokus audit, misalnya audit kepatuhan, audit laporan keuangan, atau audit sistem TI. Ruang lingkup ini menentukan metodologi yang digunakan dan sumber daya yang dibutuhkan. - Penyusunan Audit Plan dan Timeline
Auditor merancang jadwal pemeriksaan, daftar prosedur audit, penanggung jawab tiap tugas, dan batas waktu penyelesaian untuk memastikan audit berjalan efisien dan efektif. - Pemahaman Pengendalian Internal Perusahaan
Auditor melakukan wawancara, observasi, dan review dokumen untuk menilai sejauh mana sistem pengendalian internal mampu mencegah atau mendeteksi kesalahan. - Persiapan Program Audit (Audit Program)
Setelah risiko dan ruang lingkup dipastikan, auditor menyusun daftar prosedur—misalnya pengujian bukti, sampling dokumen, verifikasi sistem IT, dan pengujian kontrol—sebagai panduan pelaksanaan di lapangan.
Dengan perencanaan yang baik, kualitas audit meningkat karena auditor bekerja secara terstruktur, meminimalkan risiko kesalahan, dan dapat memberikan rekomendasi yang lebih relevan untuk perbaikan perusahaan.
3. Kepatuhan terhadap Regulasi
Kepatuhan terhadap regulasi adalah salah satu penerapan penting dari standar audit, terutama standar pelaporan dan audit kepatuhan (compliance audit). Auditor bertugas memastikan bahwa perusahaan menjalankan operasional sesuai hukum, standar industri, dan kebijakan internal.
Contoh Penerapan:
- Peninjauan Regulasi yang Berlaku
Auditor memetakan peraturan yang wajib dipatuhi perusahaan, seperti standar pelaporan keuangan, peraturan perpajakan, UU Ketenagakerjaan, regulasi sektor industri, hingga kebijakan internal perusahaan. - Pengujian Kepatuhan (Compliance Testing)
Auditor menguji sampel transaksi atau prosedur operasional untuk memastikan bahwa aktivitas perusahaan mengikuti aturan. Contoh: menguji apakah laporan pajak disampaikan tepat waktu atau apakah proses procurement sesuai SOP. - Evaluasi Dokumentasi & Bukti Kepatuhan
Auditor meninjau dokumen seperti SOP, kontrak, dokumen legal, catatan transaksi, hingga bukti pembayaran sebagai verifikasi bahwa perusahaan telah mematuhi ketentuan. - Identifikasi Pelanggaran atau Ketidaksesuaian
Jika ditemukan pelanggaran, auditor mendokumentasikan temuan lengkap dengan risiko dan dampaknya, misalnya risiko sanksi hukum, denda, atau penurunan reputasi perusahaan. - Pemberian Rekomendasi Perbaikan
Auditor memberikan saran konkret seperti pembaruan SOP, peningkatan kontrol internal, pelatihan staf, atau perbaikan sistem untuk mencegah pelanggaran di masa depan. - Pelaporan Tingkat Kepatuhan
Laporan audit mencakup opini auditor mengenai sejauh mana perusahaan memenuhi regulasi yang ditetapkan, lengkap dengan ringkasan temuan dan tindakan perbaikan.
Penerapan ini sangat penting bagi perusahaan, terutama yang beroperasi di sektor highly regulated seperti keuangan, kesehatan, pertambangan, atau teknologi informasi.
Tantangan dalam Menerapkan Standar Audit
Dalam menciptakan proses audit yang transparan, independen, dan objektif, auditor seringkali berhadapan dengan tantangan-tantangan internal maupun eksternal. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
- Regulasi dan standar yang beragam – beberapa audit mengharuskan auditor mengikuti beberapa standar sekaligus. Hal ini membuat auditor perlu menyesuaikan agar hasil audit konsisten dan sesuai pedoman.
- Volume data klien besar – data klien yang besar seringkali memperlambat proses audit, mempersulit kelengkapan data, dan meningkatkan risiko data terlewat.
- Risiko keamanan dan penyalahgunaan Informasi – data keuangan, karyawan, dan informasi strategis perusahaan berpotensi bocor, akses tidak sah, dan manipulasi data sebelum proses audit.
- Keterbatasan sumber daya auditor – beberapa audit memerlukan kompetensi khusus yang tidak dimiliki auditor, seperti kompetensi untuk audit sistem TI dan forensik.
- Integrasi sistem rumit – perusahaan yang menggunakan banyak sistem berbeda mempersulit penelusuran data, verifikasi, dan berisiko inkonsistensi.
- Dukungan manajemen tidak optimal – manajemen perusahaan yang kurang kooperatif terhadap akses dokumen atau data yang diminta auditor, menjadikan proses audit kurang efektif dan menurunkan kualitas audit.
- Perubahan teknologi cepat – standar audit terkadang mengharuskan auditor beradaptasi dengan sistem audit yang lebih canggih. Siklus perubahan teknologi yang cepat, membuat auditor kesulitan menerapkan prinsip audit secara tepat.
Penutup
Standar audit menjadi pedoman penting yang harus dipatuhi oleh auditor agar dapat memberikan hasil yang objektif, akurat, dan konsisten. Namun, standar yang terus berkembang dan permintaan yang terus meningkat, memengaruhi kinerja auditor sehari-hari.
Selain harus memiliki kompetensi audit yang baik, auditor juga harus memiliki kemampuan penyesuaian yang cepat agar bisa melaksanakan proses audit sesuai standar yang berlaku atau terbaru dan memberikan hasil berkualitas.
Jika perusahaan Anda sedang melakukan proses audit dan menginginkan audit yang optimal, termonitor, efisien, akurat, dan sesuai standar, gunakan aplikasi audit Sekawan Media sebagai langkah solutif.
Ajukan demo gratis untuk mengetahui bagaimana aplikasi kami dapat diandalkan atau hubungi tim kami untuk berbagai informasi lainnya.




