• LAYANAN

      Melayani berbagai kebutuhan pembuatan aplikasi dan website yang menjangkau area UMKM hingga bisnis berskala Enterprise.

      Sistem Monitoring Internal Audit MIND ID
      MIND ID
      2022
      Aplikasi SMSCrops Syngenta
      PT Syngenta Seed Indonesia
      2018
  • TENTANG KAMI
  • PORTOFOLIO
  • KARIR
  • BERITA & INFORMASI
  • HUBUNGI KAMI

Minimum Viable Product (MVP): Pengertian, Tujuan, dan Contohnya

Daftar Isi
Daftar Isi
Apa itu mvp
(Foto: Unsplash.com)

Dalam pengembangan perangkat lunak, Minimum Viable Product (MVP) telah menjadi pendekatan yang sangat populer dalam menciptakan produk yang inovatif dan berkualitas tinggi. Konsep MVP memungkinkan pengembang perangkat lunak untuk membangun produk secara efisien dan efektif dengan mengurangi risiko dan biaya pengembangan.

Jadi, apa itu MVP? Sekawan Media akan membahas secara lengkap mulai dari pengertian, tujuan, karakteristik, dan cara membuat MVP dalam pengembangan perangkat lunak, serta memberikan contoh-contoh produk MVP terkenal yang pernah diluncurkan oleh perusahaan teknologi terkemuka.

Apa itu MVP?

Minimum Viable Product atau MVP adalah sebuah konsep dari Lean Startup yang menekankan pada dampak pembelajaran dalam pengembangan produk baru.
Minimum viable product (MVP) adalah versi produk yang sederhana namun cukup fungsional untuk memenuhi kebutuhan dasar pengguna.

MVP dibuat untuk menguji konsep produk secepat mungkin dan mengumpulkan umpan balik dari pengguna. Dengan MVP, tim pengembang dapat menguji ide produk mereka secara lebih efektif dan memperoleh masukan dari pengguna untuk mengembangkan versi produk yang lebih baik di masa depan.

Singkatnya, Minimum Viable Product (MVP) adalah sebuah konsep dalam pengembangan aplikasi yang menekankan pada pembuatan produk yang dapat digunakan dan memiliki nilai pada tahap awal pengembangan. MVP merupakan versi minimum dari produk yang dapat memenuhi kebutuhan dasar pengguna, namun dengan fitur-fitur yang masih terbatas.

Eric Ries dikenal sebagai tokoh yang mempopulerkan konsep Minimum Viable Product (MVP). Dalam bukunya yang berjudul “The Lean Startup”, Ries menegaskan pentingnya pembelajaran dalam proses pengembangan produk dengan memberikan definisi tentang MVP sebagai berikut “MVP merupakan versi produk baru yang memungkinkan tim mengumpulkan jumlah pembelajaran yang valid tentang pelanggan dengan usaha yang minimal, sambil tetap menjaga kualitas produk yang layak.”

Baca Juga: Telemarketing adalah: Pengertian, Tugas, dan 8 Tipsnya!

Tujuan MVP

Beberapa tujuan MVP adalah seperti berikut. Simak penjelasan lengkap berikut ini!

1. Menguji Hipotesis Produk

Tujuan utama dari Minimum Viable Product (MVP) adalah untuk menguji hipotesis produk sebelum melakukan investasi yang signifikan dalam pengembangan produk. Dengan membangun MVP, Anda dapat memvalidasi konsep produk Anda dan memastikan bahwa produk Anda memiliki pasar yang cukup besar dan pengguna yang ingin menggunakan produk Anda. Dengan menguji hipotesis Anda dengan MVP, Anda dapat meminimalkan risiko kegagalan dan meningkatkan kesuksesan produk Anda.

2. Memvalidasi Ide Produk

Selain menguji hipotesis produk, tujuan MVP adalah untuk memvalidasi ide produk Anda. Dengan membangun MVP, Anda dapat menguji apakah produk Anda memiliki nilai yang cukup bagi pengguna dan apakah produk Anda dapat memecahkan masalah yang dihadapi pengguna. Dengan memvalidasi ide produk Anda, Anda dapat menghindari pengembangan produk yang tidak berhasil dan membuang waktu dan uang dalam prosesnya.

3. Mengurangi Biaya dan Waktu Pengembangan

Salah satu tujuan MVP adalah untuk mengurangi biaya dan waktu pengembangan produk. Dengan membangun MVP, Anda dapat memfokuskan pada fitur-fitur yang paling penting dan meminimalkan fitur-fitur yang tidak penting. Hal ini dapat membantu Anda dalam menghemat biaya dan waktu pengembangan produk Anda. Selain itu, dengan menggunakan MVP, Anda dapat memvalidasi ide Anda dengan cepat dan memulai proses pengembangan produk Anda lebih cepat.

4. Mempercepat Pengambilan Keputusan

Dengan membangun MVP, Anda dapat mempercepat pengambilan keputusan tentang pengembangan produk Anda. Dengan memiliki MVP, Anda dapat menguji produk Anda dengan pengguna dan mendapatkan umpan balik yang dapat membantu Anda dalam membuat keputusan tentang fitur-fitur yang harus dikembangkan selanjutnya. Dengan memiliki MVP, Anda juga dapat mengambil keputusan tentang apakah produk Anda memiliki pasar yang cukup besar untuk diluncurkan ke pasar atau tidak.

5. Meningkatkan Fokus Pada Pengembangan Produk

Dengan membangun MVP, Anda dapat meningkatkan fokus pada pengembangan produk Anda. Dengan memiliki MVP, Anda dapat memfokuskan pada fitur-fitur yang paling penting dan meminimalkan fitur-fitur yang tidak penting. Hal ini dapat membantu Anda dalam meningkatkan fokus pada pengembangan produk Anda dan menghindari pengembangan fitur-fitur yang tidak diperlukan. Dengan meningkatkan fokus pada pengembangan produk Anda, Anda dapat mempercepat waktu pengembangan dan meningkatkan kesuksesan produk Anda.

Karakteristik MVP

Tiga karakteristik MVP dalam pengembangan aplikasi adalah sebagai berikut.

1. Nilai yang Cukup

Produk Minimum Viable harus memiliki nilai yang cukup agar orang bersedia menggunakannya atau membelinya pada awalnya. Ini berarti produk harus memiliki fitur yang menarik dan berguna bagi pengguna sehingga mereka merasa bahwa produk tersebut akan membantu memecahkan masalah mereka.

2. Manfaat Masa Depan

Produk Minimum Viable harus menunjukkan manfaat masa depan yang cukup untuk mempertahankan pengguna awal. Ini berarti produk harus memiliki potensi untuk berkembang dan meningkatkan nilai bagi pengguna di masa depan. Pengguna awal harus merasa yakin bahwa produk tersebut akan terus berkembang dan meningkatkan manfaatnya.

3. Loop Umpan Balik

Produk Minimum Viable harus menyediakan loop umpan balik untuk membimbing pengembangan selanjutnya. Ini berarti pengembang harus menerima masukan dari pengguna awal dan menggunakan masukan tersebut untuk meningkatkan produk. Loop umpan balik ini sangat penting karena dapat membantu pengembang memahami kebutuhan pengguna dan membuat perbaikan yang diperlukan pada produk.

Cara Membuat MVP

Cara membuat mvp
(Foto: Unsplash.com)

Dilansir dari laman Net Solutions, berikut adalah cara membuat mvp dalam software development. Simak penjelasan di bawah ini!

1. Langkah Pertama: Mulailah dengan Riset Pasar

Sebelum anda memulai, penting untuk memahami pasar anda. Anda perlu mengetahui kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh pelanggan potensial. Dengan melakukan riset pasar, anda dapat menentukan target audiens, persaingan, tren, dan segmen pasar yang terbaik untuk produk anda. Dengan begitu, dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan pelanggan potensial dan menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

2. Langkah Kedua: Membuat Ide Perkembangan

Setelah mengetahui kebutuhan pelanggan potensial, langkah selanjutnya adalah memikirkan ide-ide yang bisa menambah nilai produk anda. Pertimbangkan kelebihan produk dibandingkan dengan produk pesaing, dan bagaimana anda dapat memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Pastikan ide-ide ini mengarah pada solusi yang terbaik bagi pelanggan dan mudah diimplementasikan dalam Minimum Viable Product.

3. Langkah Ketiga: Membuat Peta Alur Pengguna (User Flow)

Membuat peta alur pengguna akan membantu memahami bagaimana pelanggan berinteraksi dengan produk anda. Dengan membuat peta alur pengguna, Anda dapat menentukan jalur yang diambil oleh pengguna, mengetahui interaksi yang dibutuhkan, dan memberikan pengalaman pengguna yang mudah dipahami dan efisien.

4. Langkah Keempat: Menentukan Fitur MVP Prioritas

Setelah memahami kebutuhan pelanggan, nilai tambah produk, dan peta alur pengguna, langkah berikutnya adalah menentukan fitur Minimum Viable Product yang paling penting untuk diimplementasikan. Penting untuk mempertimbangkan fitur yang paling vital untuk membangun produk Anda yang memiliki nilai bisnis yang jelas dan memberikan keuntungan langsung bagi pelanggan Anda.

5. Langkah Kelima: Meluncurkan MVP

Saat meluncurkan MVP, pastikan menguji dan memvalidasi produk anda. Ingat, Minimum Viable Product adalah versi terkecil dari produk anda, dan fokus utamanya adalah pada fitur-fitur inti yang paling penting bagi pelanggan. Setelah diluncurkan, anda dapat mengumpulkan umpan balik pelanggan dan melakukan perbaikan untuk memperbaiki pengalaman pengguna dan menambah fitur-fitur baru yang dibutuhkan.

6. Langkah Keenam: Lakukan ‘B.M.L.’ — Build, Measure, Learn

Setelah meluncurkan Minimum Viable Product, penting untuk memperbarui produk secara teratur dengan fitur-fitur baru dan perbaikan yang dibutuhkan. Dalam rangka melakukan ini, gunakan metode ‘Build, Measure, Learn’ (B.M.L.). Setiap kali anda menambahkan fitur atau memperbaiki produk Anda, pertimbangkan bagaimana hal itu akan meningkatkan pengalaman pelanggan dan menambah nilai produk secara keseluruhan. Jangan lupa untuk mengumpulkan data dan umpan balik dari pelanggan anda setiap saat, dan gunakan informasi ini untuk meningkatkan produk.

Contoh MVP

Ini adalah beberapa produk yang sukses berkat MVP yang mereka buat dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan dan fitur utamanya.

1. Uber

Uber adalah sebuah aplikasi untuk memesan layanan taksi melalui ponsel pintar. Aplikasi ini diciptakan oleh Travis Kalanick dan Garrett Camp pada tahun 2009 di San Francisco, Amerika Serikat. Awalnya, aplikasi tersebut hanya digunakan untuk menghubungkan pengguna dengan sopir taksi melalui pesan teks. Namun, setelah melakukan pengujian dan memperoleh umpan balik dari pengguna, mereka menyadari bahwa pengguna lebih suka menggunakan aplikasi yang dapat melacak kendaraan dan memperkirakan waktu kedatangan.

Uber kemudian memfokuskan pengembangan fitur-fitur tersebut, dan meluncurkan versi Minimum Viable Product mereka dengan fitur-fitur inti tersebut. Dalam waktu singkat, Uber menjadi sangat populer di seluruh dunia dan membawa revolusi dalam industri transportasi.

2. Airbnb

Pada awalnya, Airbnb adalah sebuah situs web yang menawarkan tempat menginap gratis di beberapa kota di Amerika Serikat yang didirikan oleh Brian Chesky, Joe Gebbia, dan Nathan Blecharczyk pada tahun 2008. Tapi, setelah mereka melakukan pengujian dan mendengarkan masukan dari para pengguna, mereka menyadari bahwa pengguna lebih tertarik pada platform yang memungkinkan mereka menyewakan tempat mereka sendiri.

Airbnb kemudian fokus pada fitur penyewaan tempat tinggal oleh pengguna, dan meluncurkan versi pertama mereka dengan fitur-fitur inti tersebut. Dengan adanya versi pertama tersebut, Airbnb berhasil mengumpulkan dana dari investor dan tumbuh menjadi salah satu situs pemesanan akomodasi terbesar di dunia.

3. Spotify

Minimum Viable Product adalah sebuah strategi pengembangan produk yang digunakan oleh Spotify. MVP mereka adalah aplikasi pemutar musik dengan fitur streaming online dan offline. Dalam pengembangan awal, Spotify lebih fokus pada penyediaan akses streaming musik dengan kualitas tinggi dan meluncurkan aplikasi pertama mereka dengan fitur-fitur inti tersebut.

Aplikasi yang didirikan oleh Daniel Ek dan Martin Lorentzon pada tahun 2006 ini berhasil memperoleh banyak pengguna dan mengembangkan fitur-fitur baru, seperti rekomendasi musik personal dan platform podcast. Saat ini, Spotify merupakan salah satu platform musik streaming terbesar di dunia dengan jutaan pengguna aktif.

4. Dropbox

Dropbox membuat sebuah Minimum Viable Product berupa aplikasi berbagi file yang sederhana. Pengguna bisa menyimpan file mereka di folder Dropbox, dan file-file tersebut akan secara otomatis disinkronkan di antara berbagai perangkat. Dalam versi awal Dropbox, fitur yang tersedia sangat sederhana, yaitu menyimpan dan berbagi file saja. Namun, fitur ini ternyata sangat dibutuhkan oleh banyak orang, terutama mereka yang sering bekerja dengan banyak perangkat.

Dengan begitu, Dropbox berhasil mengumpulkan pengguna awal dan mendapatkan umpan balik dari mereka, sehingga mereka dapat terus mengembangkan produk mereka dengan fitur-fitur tambahan yang lebih canggih.

5. Zappos

Zappos adalah sebuah toko sepatu online yang memungkinkan pengguna untuk membeli sepatu dengan lebih mudah dan nyaman. Tony Hsieh, sang pendiri Zappos, mengumpulkan sejumlah sepatu dari toko-toko lokal di sekitarnya dan memfoto setiap sepatu tersebut untuk diposting di situs web-nya. Ketika ada pelanggan yang memesan sepatu, Hsieh akan membelinya dari toko lokal terkait, kemudian mengirimkan sepatu tersebut ke pelanggan.

Dari sini, Hsieh belajar bahwa pelanggan sangat menghargai pengiriman gratis dan pengembalian yang mudah. Hal ini menjadi fokus utama Zappos dalam menyediakan layanan yang lebih baik bagi pelanggannya.

Dalam pengembangan perangkat lunak, MVP bukan hanya sekedar pendekatan untuk meluncurkan produk secepat mungkin, tapi juga sebagai strategi untuk membangun produk dengan fitur yang sesuai kebutuhan pengguna.

Sekawan Media menawarkan paket konsultasi terkait infrastruktur dan pengembangan IT. Selain, itu kami juga menawarkan jasa pembuatan aplikasi dan website dengan harga terbaik. Cek layanan kami selengkapnya pada laman berikut ini.

Copied To Clipboard

Bagikan Ke: