Dengan adanya bukti-bukti tersebut, auditor bisa menjalankan tugasnya dengan lebih mudah. Penilaian dapat diandalkan dan memberikan hasil akurat. Artikel ini akan memberikan informasi lebih lanjut tentang bukti audit, karakteristik, jenis-jenis, dan contohnya dalam praktik audit.
Apa itu Bukti Audit?
Bukti audit adalah semua informasi dan data yang dikumpulkan oleh auditor untuk mendukung peninjauan, analisis, dan evaluasi terhadap laporan perusahaan. Seperti laporan keuangan dan transaksi perusahaan.
Bukti-bukti tersebut dapat berupa rekening koran bank, dokumen fisik foto peralatan kantor, konfirmasi saldo bank dari bank terkait, hasil wawancara dengan karyawan, maupun bukti transaksi digital.
Sebelum digunakan sebagai bukti yang mendukung proses audit, semua bukti harus diverifikasi untuk membuktikan keasliannya. Verifikasi tersebut dilakukan oleh auditor atau akuntan publik.
Keaslian bukti dianggap cukup apabila mematuhi undang-undang dan hukum negara. Bukti audit tidak hanya akan memperlancar proses audit, tetapi juga membantu auditor menghasilkan laporan yang akurat dan kompeten.
Tujuan Bukti Audit
Keberadaan bukti audit dalam proses audit dapat memberikan keandalan, kepatuhan, dan membentuk opini independen. Dengan begitu, kerja auditor dalam memberikan penilaian terhadap laporan perusahaan dapat memberikan hasil yang akurat dan dapat dipercaya, karena bertumpu pada bukti-bukti yang terverifikasi.
Melalui bukti-bukti tersebut, auditor juga dapat menilai efektivitas pengendalian internal, menemukan potensi salah saji, hingga memberikan rekomendasi yang relevan. Di masa depan, bukti audit dapat menjadi dokumentasi resmi yang dapat ditinjau ulang oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan.
Karakteristik Bukti Audit yang Baik
Ketika digunakan sebagai dokumen yang mendukung proses audit, auditor harus mampu membuktikan bahwa bukti audit yang digunakan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Cukup
Bukti yang digunakan auditor harus bisa digunakan sebagai landasan untuk memberikan penilaian dan evaluasi terhadap laporan perusahaan. Selain itu, bukti tersebut juga harus dipastikan akurat atau asli, agar dapat menghasilkan penilaian yang tepat.
2. Andal
Selanjutnya, bukti yang digunakan auditor juga harus andal atau dapat dipercaya. Ukuran keandalan ini dapat dinilai dari sumbernya atau bagaimana bukti tersebut didapatkan.
Sebagai contoh, laporan keuangan bisa didapat dari divisi keuangan, laporan laba rugi bisa didapat dari divisi akuntansi, dan rekening koran perusahaan bisa didapat dari bank.
3. Sumber Terpercaya
Karakteristik bukti audit yang baik lainnya adalah didapatkan dari sumber terpercaya atau bisa diverifikasi kebenarannya. Baik bukti yang berasal dari perusahaan maupun sumber eksternal yang terpercaya.
4. Bentuk Bukti
Bukti-bukti yang dapat digunakan dalam proses audit memiliki bentuk berbeda-beda. Misalnya, informasi dari dokumen hukum, presentasi, keterangan lisan yang diberikan oleh karyawan, maupun konfirmasi fisik (perhitungan, pemeriksaan, dan observasi).
5. Relevan
Terakhir, bukti audit harus memiliki relevansi dengan objek audit atau dapat mendukung proses audit. Umumnya, auditor akan menggunakan dokumen asli alih-alih salinannya, auditor akan menggunakan informasi dari pihak ketiga alih-alih dari dalam perusahaan, dan auditor akan mengamati langsung dibanding melihat dari dokumentasi yang diberikan sumber lain.
Jenis-Jenis Bukti Audit
1. Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter adalah bukti paling umum berbentuk catatan atau dokumen tertulis. Seperti, faktur, tanda terima, kontrak dan perjanjian perusahaan dengan klien, laporan bank terkait transaksi, dan lain sebagainya.
2. Bukti Analitis
Bukti analitis adalah bukti yang mengandung hasil analisis auditor terhadap data keuangan maupun non-keuangan. Bukti ini biasanya digunakan untuk mengidentifikasi tren, pola, anomali, atau fluktuasi yang dapat mengindikasikan adanya masalah atau area yang butuh perhatian.
3. Bukti Observasional
Jenis bukti audit lainnya adalah bukti observasional atau bukti yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung maupun inspeksi fisik. Seperti, inspeksi terhadap inventaris, properti, peralatan, dan pengamatan terhadap pengendalian internal.
4. Bukti Eksternal
Bukti eksternal merupakan bukti yang didapat dari pihak di luar perusahaan. Auditor menggunakan bukti ini untuk mendapatkan perspektif independen terkait informasi perusahaan, terutama mengenai keuangan.
5. Bukti Elektronik atau Digital
Proses audit juga melibatkan bukti elektronik atau digital, seperti korespondensi email dan catatan akuntansi digital.
6. Bukti Fisik
Selain bukti-bukti berbentuk dokumen atau digital, auditor juga perlu memeriksa bukti-bukti lain yang berbentuk fisik. Seperti, peralatan, properti, dan inventaris. Bukti ini biasanya diperlukan ketika auditor mengaudit perusahaan yang menggunakan banyak peralatan, seperti pabrik manufaktur.
7. Bukti Lisan
Bukti lisan adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang melalui dialog. Baik individu dalam perusahaan maupun pihak eksternal. Bukti ini digunakan untuk mengklarifikasi detail, mengumpulkan penjelasan, dan mendapat pemahaman mendalam tentang praktik tertentu.
8. Bukti Kinerja Ulang
Bukti kinerja ulang merupakan bukti yang didapat dengan cara mengulangi prosedur atau aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.
Misalnya, perusahaan memiliki prosedur bahwa setiap pengeluaran harus disetujui oleh dua orang. Maka, auditor dapat mengujinya dengan mengulangi prosedur dan melakukan satu transaksi untuk memeriksa apakah sistem benar-benar meminta dua persetujuan atau tidak.
9. Bukti Pendapat Ahli
Untuk memberikan penilaian yang andal dan akurat, auditor juga dapat menggunakan bukti dari pendapat ahli di luar firma audit. Seperti, melibatkan pakar keuangan untuk menilai penilaian auditor.
Contoh Bukti Audit
Sebagai contoh, perusahaan Sekawan Media menjalani audit eksternal dari firma akuntansi XYZ untuk laporan keuangan tahun 2024. Audit ini bertujuan untuk memastikan kebenaran biaya operasional yang dilaporkan dan akurasi saldo piutang perusahaan.
Maka agar bisa memberikan penilaian terhadap kebenaran biaya operasional, auditor membutuhkan laporan terkait invoice pemasok, bukti pembayaran dari sistem perbankan perusahaan, kontrak layanan dengan vendor, dan observasi langsung terhadap layanan yang diberikan oleh perusahaan.
Untuk memeriksa akurasi saldo piutang, auditor memerlukan beberapa bukti yang akurat. Bukti-bukti tersebut didapat dengan cara mengirim surat konfirmasi kepada beberapa klien utama, membandingkan hasil konfirmasi dengan catatan pembukuan internal, dan meninjau rekap transaksi penagihan pada sistem.
Bukti-bukti tersebut dikumpulkan dan dijadikan sebagai bahan untuk membantu auditor memastikan laporan perusahaan telah disusun dengan akurat, lengkap, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penutup
Itulah pembahasan mengenai bukti audit, tujuan penggunaannya dalam proses audit, karakteristik, jenis-jenis, dan contoh dalam praktik nyata.
Secara sederhana, bukti audit dapat dipahami sebagai apapun yang bisa memberikan pernyataan akurat dan dapat dipercaya. Dapat berupa dokumen, fisik, digital, lisan, pendapat ahli, maupun kinerja ulang.
Jika perusahaan Anda sedang melakukan proses audit dan menginginkan audit yang optimal, termonitor, efisien, dan akurat, gunakan aplikasi audit Sekawan Media sebagai langkah solutif.
Ajukan demo gratis untuk mengetahui bagaimana aplikasi kami dapat diandalkan atau hubungi tim kami untuk berbagai informasi lainnya.




