Email spoofing merupakan salah satu ancaman keamanan siber yang semakin meningkat di era digital ini. Dengan berkembangnya teknologi komunikasi elektronik, para penjahat siber terus mencari cara baru untuk menipu dan merugikan pengguna internet.
Email spoofing menjadi salah satu metode yang paling sering digunakan karena kemudahan pelaksanaannya dan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi.
Apa Itu Email Spoofing?
Email spoofing adalah teknik manipulasi email yang dilakukan dengan menyamarkan identitas pengirim sebenarnya.
Dalam praktiknya, pelaku akan membuat email yang tampak berasal dari sumber yang terpercaya, seperti bank, perusahaan terkenal, atau bahkan teman dan kolega korban. Tujuan utama dari email spoofing adalah untuk menipu penerima agar mempercayai bahwa email tersebut berasal dari sumber yang legitimate.
Teknik ini memanfaatkan kelemahan dalam protokol Simple Mail Transfer Protocol (SMTP) yang tidak memiliki mekanisme autentikasi yang kuat secara default. Para penyerang dapat dengan mudah memanipulasi header email, termasuk alamat pengirim, nama pengirim, dan informasi lainnya yang biasanya dipercaya oleh penerima email.
Email spoofing tidak hanya terbatas pada manipulasi alamat pengirim, tetapi juga dapat mencakup pemalsuan seluruh tampilan email agar menyerupai komunikasi resmi dari organisasi tertentu.
Hal ini membuat korban sulit membedakan antara email asli dan email palsu, terutama jika mereka tidak memiliki pengetahuan teknis yang memadai tentang keamanan email.
Cara Kerja Email Spoofing
Email spoofing memanfaatkan kelemahan dalam protokol pengiriman email SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) yang tidak memverifikasi identitas pengirim secara menyeluruh. Penyerang cukup mengatur alamat email palsu pada header email dan mengirimkan pesan kepada korban.
Jika tidak ada mekanisme perlindungan seperti SPF (Sender Policy Framework), DKIM (DomainKeys Identified Mail), atau DMARC (Domain-based Message Authentication, Reporting & Conformance), maka email palsu ini bisa melewati filter spam dan masuk ke inbox penerima.
Contoh Email Spoofing dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Spoofing Bank dan Lembaga Keuangan
Salah satu contoh paling umum adalah email yang mengaku berasal dari bank atau lembaga keuangan. Email ini biasanya berisi peringatan tentang aktivitas mencurigakan pada rekening korban dan meminta mereka untuk segera memverifikasi informasi pribadi.
Pelaku akan membuat alamat email yang sangat mirip dengan domain resmi bank, seperti menggunakan “bankcentral.co.id” ketika yang asli adalah “bankindonesia.go.id”.
2. Spoofing E-commerce dan Marketplace
Penyerang juga sering menyamar sebagai platform e-commerce populer seperti Tokopedia, Shopee, atau Amazon. Mereka mengirim email palsu tentang konfirmasi pesanan, pengembalian dana, atau masalah dengan akun pengguna. Email ini dirancang untuk mencuri informasi login atau data kartu kredit korban.
3. Spoofing Instansi Pemerintah
Contoh lain adalah email yang mengaku berasal dari instansi pemerintah, seperti Kementerian Keuangan atau Direktorat Jenderal Pajak. Email spoofing jenis ini biasanya berisi ancaman atau tuntutan pembayaran denda, dengan tujuan memancing korban untuk memberikan informasi pribadi atau melakukan transfer uang.
4. Spoofing Perusahaan atau Atasan
Dalam lingkungan kerja, email spoofing dapat berupa pesan yang tampak berasal dari atasan atau departemen HR, meminta karyawan untuk mengisi formulir atau mengklik tautan tertentu. Teknik ini sering disebut sebagai CEO fraud atau business email compromise (BEC).
Dampak dari Email Spoofing

Meskipun terlihat sederhana, email spoofing dapat membawa dampak yang sangat merugikan, baik bagi individu maupun organisasi. Berikut beberapa dampak serius yang dapat ditimbulkan:
1. Kehilangan Data Sensitif
Spoofing sering digunakan untuk mendapatkan akses ke data penting seperti informasi login, nomor kartu kredit, atau dokumen perusahaan yang bersifat rahasia.
2. Kehilangan Finansial
Banyak kasus penipuan transfer dana yang terjadi akibat spoofing email internal. Serangan ini sering menargetkan bagian keuangan atau akuntansi suatu perusahaan.
3. Kerusakan Reputasi
Jika domain perusahaan digunakan untuk mengirimkan email palsu ke pelanggan, maka kepercayaan terhadap brand bisa rusak. Hal ini sangat berbahaya dalam jangka panjang.
4. Risiko Hukum
Perusahaan yang gagal mengamankan sistem email mereka bisa terkena dampak hukum atau sanksi regulasi, terutama jika data pelanggan ikut terdampak.
Perbedaan Email Spoofing dan Phishing
Banyak orang sering menyamakan spoofing dengan phishing, padahal keduanya adalah dua hal yang berbeda namun sering digunakan secara bersamaan. Berikut perbedaannya:
Aspek | Email Spoofing | Phishing |
---|---|---|
Definisi | Pemalsuan alamat pengirim email | Upaya untuk mencuri informasi dengan penipuan |
Tujuan Utama | Menyamar sebagai pihak yang terpercaya | Mendapatkan data pribadi atau keuangan |
Teknik yang Digunakan | Manipulasi header email | Situs palsu, link berbahaya, file berisi malware |
Keterkaitan | Bisa digunakan sebagai bagian dari phishing | Bisa melibatkan spoofing untuk meyakinkan korban |
Deteksi | Lebih sulit dikenali tanpa analisis teknis | Umumnya bisa dikenali dari isi pesan mencurigakan |
Secara singkat, spoofing adalah metode, sedangkan phishing adalah aksi yang memanfaatkan metode spoofing untuk mencapai tujuannya.
Cara Mencegah Email Spoofing
Untuk menghindari menjadi korban atau pelaku tidak sadar dari email spoofing, berikut langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
1. Implementasi SPF, DKIM, dan DMARC
Perusahaan harus mengonfigurasi ketiga protokol ini untuk mengautentikasi email yang dikirim dari domain mereka. Ini mencegah pihak luar menyalahgunakan domain untuk spoofing.
2. Pendidikan Keamanan Siber
Latih karyawan atau pengguna untuk mengenali email mencurigakan, termasuk mengecek alamat pengirim, domain, dan isi pesan yang tidak biasa.
3. Gunakan Email Gateway dengan Proteksi Anti-Spoofing
Solusi keamanan email modern memiliki fitur anti-spoofing dan deteksi phishing berbasis AI.
4. Verifikasi Ganda untuk Transaksi
Selalu konfirmasi permintaan yang sensitif, seperti transfer dana atau perubahan akun, melalui kanal komunikasi lain.
5. Laporan dan Blokir
Jika menerima email spoofing, segera laporkan ke tim IT atau keamanan siber, serta blokir alamat pengirimnya.
Audit Keamanan Siber dari Website Anda bersama Sekawan Media
Email spoofing merupakan salah satu bentuk serangan siber yang semakin umum terjadi di dunia maya. Dengan memalsukan alamat pengirim email, pelaku berusaha menipu penerima untuk melakukan tindakan tertentu yang merugikan.
Meskipun seringkali menjadi bagian dari serangan phishing, spoofing memiliki karakteristik tersendiri yang perlu dipahami.
Penting bagi pengguna internet dan organisasi untuk memahami cara kerja email spoofing, mengenali contohnya, serta mengetahui langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Dengan begitu, risiko kebocoran data, kerugian finansial, dan rusaknya reputasi dapat diminimalisir secara signifikan.Jangan biarkan reputasi dan keamanan perusahaan Anda terganggu karena email spoofing.
Sekawan Media siap membantu Anda mengimplementasikan perlindungan email seperti SPF, DKIM, DMARC, serta sistem deteksi ancaman real-time untuk mencegah serangan siber. Amankan sistem anda bersama sekawan media. Konsultasi gratis sekarang!