• LAYANAN

      Melayani berbagai kebutuhan pembuatan aplikasi dan website yang menjangkau area UMKM hingga bisnis berskala Enterprise.

      Sistem Monitoring Internal Audit MIND ID
      MIND ID
      2022
      Aplikasi SMSCrops Syngenta
      PT Syngenta Seed Indonesia
      2018
  • TENTANG KAMI
  • PORTOFOLIO
  • KARIR
  • BERITA & INFORMASI
  • HUBUNGI KAMI

Pengertian Supply Chain Management: Fungsi, Tahapan, Manfaat

Daftar Isi
Daftar Isi

Di dalam sebuah perusahaan besar, rantai pasokan barang memiliki jumlah cakupan (scope) yang lebih luas dari perusahaan yang baru merintis. Untuk versi sederhananya, hanya mencakup perusahaan, konsumen, dan pemasok saja.

Nah, pada artikel kali ini akan membahas setiap hal mengenai apa itu SCM dan penerapannya dalam bisnis saat ini. Apa saja komponen dan tahapan dari SCM sesuai dengan kebutuhan industri? Kami akan menjelaskannya disini.

Apa itu Supply Chain Management

Supply chain management
Sistem Informasi © Unsplash

Dalam bahasa Indonesia, supply chain management atau yang disebut SCM berarti manajemen rantai pasok. Sehingga, arti supply chain management adalah rangkaian aktivitas bisnis yang dijalankan mulai dari tahap perencanaan, pengendalian, pengimplementasian jalannya arus produk, hingga proses distribusi produk kepada konsumen.

Dengan bantuan sistem informasi ini, diharapkan dapat membantu dalam mengoptimalkan sumber daya dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan supaya lebih optimal dan efisien. SCM sendiri termasuk ke dalam usaha yang luas dan kompleks, bergantung kepada produsen, mitra dan pemasok.  

Tujuan Supply Chain Management

Setelah mengetahui definisi sebenarnya dari supply chain, berikutnya masuk pada pembahasan mengenai tujuan dari penggunaan SCM itu sendiri. Tujuan utama dari supply chain management adalah untuk menyelaraskan setiap permintaan dengan pasokan barang yang ada. Hambatan yang dapat terjadi disebabkan karena faktor pengadaan barang, manajemen pemasok, pengelolaan hubungan dengan pelanggan (CRM), hingga manajemen risiko yang kurang baik.

Fungsi Supply Chain Management

Fungsi dari manajemen rantai pasok yang pertama adalah untuk mengubah barang baku (mentah) menjadi barang jadi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dari konsumen. Fungsi ini sangat berkaitan dengan biaya pembelian barang baku, biaya penyimpanan, transportasi, dan lain sebagainya. 

Manajemen rantai pasok juga berfungsi sebagai alat untuk melakukan mediasi pasar, dimana dapat menghubungkan perusahaan dengan distributor produk tersebut. Dan fungsi yang terakhir yaitu, mampu untuk memastikan dan mengelola pembiayaan terkait dengan survey pasar, perencanaan produk, hingga biaya lain diluar pembayaran fisik.

Prinsip Supply Chain Management

Supply chain management memiliki beberapa prinsip yang berkaitan dengan koordinasi alur produksi, hubungan dengan supplier, dan distribusi produk kepada customer. Selain aspek fisik, koordinasi dalam manajemen rantai pasokan juga mencakup aspek virtual, seperti penyediaan layanan perangkat lunak.

Berikut ini adalah prinsip-prinsip SCM:

  • Mengidentifikasi kebutuhan atau permintaan customer sebagai dasar pengambilan keputusan.
  • Membangun hubungan yang baik dengan supplier.
  • Memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung seluruh rantai pasokan, mulai dari produksi, distribusi, hingga promosi produk.
  • Mengamati target pasar dan mendasarkan perencanaan produk pada hasil observasi tersebut.
  • Mengetahui preferensi customer agar dapat menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan..
  • Mengelola aliran informasi agar lancar dan terarah di seluruh rantai pasokan.
  • Memanfaatkan teknologi informasi untuk mengukur kinerja rantai pasokan dan sebagai alat evaluasi.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, manajemen rantai pasokan dapat dijalankan dengan lebih efektif dan efisien, sehingga membantu meningkatkan kepuasan pelanggan serta kinerja keseluruhan perusahaan.

Tahapan Manajemen Rantai Pasok

Terdapat setidaknya enam proses untuk menerapkan supply chain management dengan baik. Berikut ini merupakan beberapa penjelasan berkaitan dengan alur SCM pada bisnis.

1. Customer (Pelanggan)

Pada tahap yang pertama, dimulai dari konsumen atau customer yang memesan barang kepada produsen. Disaat melakukan pemesanan, customer juga memberikan informasi yang berhubungan dengan produk yang dipesan tersebut. Informasi yang disampaikan dapat berupa jumlah produk yang dipesan, dan tanggal pengiriman produk tersebut.

2. Planning (Persiapan)

Setelah pesanan diterima oleh pihak produsen, selanjutnya akan masuk pada tahap perencanaan. Dimana, setiap tim atau departemen yang terlibat dapat membuat strategi atau rencana produksi produk yang diminta klien. Selain itu, tim produksi juga bertanggung jawab dalam menyediakan bahan baku sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

3. Purchasing (Transaksi)

Pada tahap yang ketiga dari SCM, masuk dalam tahapan pembelian bahan baku produk. Proses ini akan dilakukan oleh tim atau departemen pembelian sesudah menerima rincian rencana produksi dari tim perencanaan. 

Setelah itu, tim pembelian akan mengontak atau menghubungi pihak pemasok untuk melakukan pembelian bahan baku dan pendukung. Departemen ini juga memiliki tugas untuk mencatat tanggal penerimaan dan jumlah bahan baku yang sudah dibeli. 

4. Inventory (Bahan Baku)

Pada tahap yang keempat, masuk pada tahapan setelah bahan baku telah berhasil diperoleh, yaitu inventaris. Dan langkah selanjutnya, bahan tersebut akan diolah dan dimasukkan ke dalam pabrik untuk dilakukan pemeriksaan kualitas. Jika kualitas bahan telah memenuhi, maka bahan baku tersebut akan disimpan di dalam gudang penyimpanan.

5. Production (Produksi)

Pada tahap supply chain management yang kelima ini, masuk pada tahapan produksi barang. Yang mana, tahap ini akan memproses antara bahan baku dan pendukung untuk dijadikan sebagai produk yang dipesan oleh pihak customer. Setelah sistem penggabungan selesai, bahan jadi yang telah selesai diproses akan tersimpan kembali di dalam gedung.

6. Delivery (Pengiriman)

Untuk tahapan manajemen rantai pasok yang terakhir merupakan proses pengiriman barang yang telah tersimpan dalam pabrik untuk didistribusikan kepada tiap pemesan atau konsumen produk. Kemudian, produk tersebut akan dikirimkan sesuai dengan tanggal pengiriman yang diminta klien. Dan tugas utama dari kurir akan memastikan bahwa setiap barang akan terkirim sesuai dengan pemesannya.

Strategi Supply Chain Management

Topik yang selanjutnya masuk pada pembahasan mengenai strategi yang tepat untuk menjalankan sebuah supply chain management. Untuk membangun rantai pasok yang baik maka harus menerapkan dua strategi bisnis ini.

Pertama, anda harus membangun hubungan baik dengan pemasok bahan baku. Tidak hanya pelanggan saja, pemasok juga termasuk ke dalam mata rantai dalam pengelolaan manajemen supply chain. Dengan adanya hubungan yang baik dengan mitra, maka dapat memperbesar peluang untuk mendapatkan keuntungan dengan mitra bisnis yang lain. 

Dan strategi bisnis yang kedua adalah dengan meningkatkan pelayanan terhadap kepuasan pelanggan (customer). Apabila customer merasa puas dengan pelayanan yang anda tawarkan, maka pelanggan tersebut dapat melakukan pemesanan ulang kepada perusahaan anda.

Contoh perusahaan yang menerapkan supply chain management dengan strategi diatas yaitu industri yang bergerak di bidang transportasi dan pengemasan produk (manufaktur). Tentunya, sistem informasi berbasis SCM ini juga dapat dikembangkan oleh perusahaan rintisan atau startup yang menciptakan sistem perangkat lunak khusus untuk menawarkan solusi terkait supply chain management.

Baca juga: Sistem Informasi Manajemen dan Manfaat untuk Bisnis

Perbedaan Logistik dengan Supply Chain Management

Mungkin bagi sebagian orang, kedua istilah ini dianggap memiliki pengertian yang sama. Namun, sebenarnya sangat berbeda, dimana logistik sendiri adalah komponen dari manajemen rantai pasok. Logistik berfokus pada pemindahan material atau produk dengan cara yang paling efektif dan efisien di tempat dan waktu yang sesuai. Sedangkan, untuk SCM melibatkan suatu kegiatan yang lebih luas lagi, mulai dari tahap perencanaan hingga distribusi produk.

Manfaat Supply Chain Management

Banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari adanya sistem informasi berbasis SCM, Diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Menjaga hubungan bisnis antar perusahaan terkait

Kerja sama merupakan kunci keberhasilan untuk meningkatkan omset penjualan suatu produk. Dimana relasi yang didapatkan akan semakin meningkat dengan perusahaan rekanan. Oleh karena itu, anda perlu untuk memastikan hubungan dengan mitra maupun perusahaan rekanan tetap berjalan dengan baik dan harmonis.

2. Menjaga kepuasan dari customer

Menjaga dan meningkatkan kepuasan dari customer merupakan kunci dalam meningkatkan SCM itu sendiri. Dengan adanya manajemen yang baik, maka dapat meningkatkan kemungkinan untuk pelanggan dapat kembali memesan produk yang anda tawarkan.

3. Mencapai efisiensi biaya pada seluruh tahapan

Dengan menggunakan supply chain management, perusahaan anda dapat menghemat biaya pengeluaran seminimal mungkin. Sehingga untuk keperluan pengeluaran dapat dialokasikan untuk kebutuhan yang dianggap penting. 

4. Memenangkan persaingan pasar

Dengan penerapan sistem informasi yang tepat, maka dapat mendukung kualitas dan produksi perusahaan menjadi lebih baik lagi. Hal tersebut dapat dikerjakan jika, rantai pasokan menyediakan kebutuhan produk yang murah, bervariasi, dan berkualitas.

Jadi, supply chain management adalah suatu rangkaian bisnis mulai yang dimulai dari tahap perencanaan hingga tahap distribusi produk untuk mengoptimalkan sumber daya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Menarik sekali ya informasi mengenai supply chain management ini? Nantikan informasi menarik lainnya di artikel selanjutnya, ya!

Sekawan Media menyedikanan layanan pembuatan aplikasi supply chain management. Jika anda memiliki proyek, silakan hubungi tim kami melalui kontak yang telah tersedia.

Copied To Clipboard

Bagikan Ke: