Tier Data Center: Apa itu dan Apa Saja Tingkatannya

Daftar Isi
Daftar Isi
Tier Data Center berfungsi untuk menilai keandalan dan performa sebauh data center.

Dalam dunia digital yang semakin berkembang pesat, kebutuhan akan data center yang andal menjadi semakin penting.

Bagi Anda yang mengelola infrastruktur IT, istilah “tier data center” mungkin sudah tidak asing lagi. Namun, apakah Anda benar-benar memahami apa itu tier dalam konteks data center dan mengapa hal ini sangat penting?

Artikel ini akan membahas secara menyeluruh mengenai konsep tier data center, manfaatnya, serta perbedaan setiap tingkatannya berdasarkan standar internasional.

Apa Itu Tier Data Center?

Tier data center adalah sistem klasifikasi yang digunakan untuk menilai keandalan, performa, dan redundansi dari sebuah fasilitas data center. Standar tier ini dikembangkan oleh Uptime Institute dan terdiri dari empat tingkatan, dari Tier I hingga Tier IV.

Masing-masing tingkatan menunjukkan level kesiapan operasional sebuah data center dalam menghadapi gangguan, baik dari sisi listrik, pendinginan, maupun jaringan.

Tujuan utama dari sistem tier ini adalah untuk memberikan panduan kepada perusahaan dan penyedia layanan agar mereka bisa merancang dan mengelola data center sesuai dengan kebutuhan bisnis dan risiko operasional yang mereka hadapi.

Semakin tinggi tier-nya, semakin tinggi pula tingkat redundansi, keamanan, dan uptime yang dijamin.

Mengapa Tier Data Center Penting?

Mengetahui tier dari suatu data center penting bagi Anda yang ingin menjamin kontinuitas layanan digital. Berikut beberapa alasan mengapa tier data center krusial:

  1. Menjamin Uptime – Semakin tinggi tingkatan tier, semakin rendah kemungkinan terjadinya downtime.
  2. Mengurangi Risiko Kegagalan Sistem – Redundansi yang ada di tier tinggi membantu menghindari kegagalan total sistem.
  3. Memberikan Kepastian untuk SLA (Service Level Agreement) – Dengan tier yang jelas, penyedia layanan bisa memberikan komitmen uptime yang lebih akurat.
  4. Memudahkan Perencanaan Infrastruktur – Perusahaan bisa memilih data center sesuai kebutuhan dan anggaran.

Tingkatan Tier Data Center

1. Tier I: Basic Capacity

Tier I adalah level paling dasar. Fasilitas ini hanya memiliki satu jalur distribusi listrik dan pendingin tanpa komponen redundan. Sistemnya sangat sederhana dan cocok untuk bisnis kecil yang tidak terlalu bergantung pada uptime tinggi.

Ciri-ciri:

  • Tidak ada redundansi
  • Downtime sekitar 28,8 jam per tahun
  • Hanya satu jalur listrik dan pendingin

Kelebihan:

  • Biaya pembangunan dan operasional lebih rendah

Kekurangan:

  • Rentan terhadap gangguan
  • Tidak cocok untuk bisnis dengan layanan nonstop

2. Tier II: Redundant Capacity Components

Tier II memiliki komponen yang lebih lengkap dari Tier I. Fasilitas ini sudah memiliki sistem backup seperti UPS dan generator cadangan.

Ciri-ciri:

  • Redundansi pada komponen, tapi masih satu jalur distribusi
  • Downtime sekitar 22 jam per tahun

Kelebihan:

  • Lebih andal dibanding Tier I

Kekurangan:

  • Masih rentan jika jalur utama terganggu

3. Tier III: Concurrently Maintainable

Tier III mampu melakukan pemeliharaan tanpa harus mematikan operasional. Ini karena jalur distribusi dan komponen pendukungnya sudah memiliki sistem redundan penuh.

Ciri-ciri:

  • Dua jalur distribusi (satu aktif, satu cadangan)
  • Downtime sekitar 1,6 jam per tahun
  • Bisa dilakukan maintenance tanpa shutdown

Kelebihan:

  • Cocok untuk perusahaan menengah hingga besar
  • Uptime tinggi

Kekurangan:

  • Biaya pembangunan dan operasional lebih tinggi

4. Tier IV: Fault Tolerant

Tier IV adalah tingkatan tertinggi. Data center Tier IV memiliki sistem yang benar-benar fault tolerant, artinya tetap bisa beroperasi meskipun ada satu atau lebih komponen yang gagal.

Ciri-ciri:

  • Dua jalur distribusi aktif
  • Redundansi penuh
  • Downtime maksimal 26 menit per tahun

Kelebihan:

  • Keandalan dan uptime terbaik
  • Sangat cocok untuk industri kritikal seperti perbankan dan layanan kesehatan

Kekurangan:

  • Biaya sangat tinggi
  • Butuh perencanaan dan pemeliharaan yang kompleks

Baca Juga: 20 Peluang Bisnis Digital Menjanjikan, Ini Tips Memulainya! 

Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Tier

Saat memilih tier data center, Anda perlu mempertimbangkan:

  • Kebutuhan Bisnis: Apakah bisnis Anda membutuhkan layanan 24/7?
  • Anggaran: Tier lebih tinggi berarti investasi lebih besar.
  • Regulasi: Beberapa industri diharuskan menggunakan fasilitas data center dengan tier tertentu.
  • Pertumbuhan Skala: Jika bisnis Anda berkembang pesat, sebaiknya memilih tier yang scalable.

Tier vs Sertifikasi Lainnya

Banyak yang mengira bahwa sertifikasi tier sama dengan standar ISO, padahal keduanya berbeda. ISO lebih berfokus pada manajemen kualitas dan keamanan informasi, sedangkan tier fokus pada infrastruktur fisik dan operasional data center.

Baca Juga: Mengenal Bisnis Startup: Perkembangan, Peluang, dan Ide 

Pastikan Data Center Anda Tersertifikasi Tier Sesuai Kebutuhan

Apakah Anda sedang mencari data center yang andal untuk mendukung infrastruktur digital Anda?

Tier data center bisa jadi jawaban Anda! Dengan memahami tingkatan tier, Anda bisa menentukan data center terbaik sesuai kebutuhan bisnis.

Bayangkan jika sistem Anda selalu online, tanpa gangguan, dan terlindungi dari berbagai risiko. Semua itu bisa Anda dapatkan dengan memilih tier yang tepat. Kunjungi Sekawan Media sekarang untuk mengetahui layanan data center terbaik untuk perusahaan Anda. Ingin konsultasi lebih lanjut? Jangan ragu untuk menghubungi kami melalui halaman kontak.

Copied To Clipboard

Bagikan Ke: