• LAYANAN

      Melayani berbagai kebutuhan pembuatan aplikasi dan website yang menjangkau area UMKM hingga bisnis berskala Enterprise.

      Sistem Monitoring Internal Audit MIND ID
      MIND ID
      2022
      Aplikasi SMSCrops Syngenta
      PT Syngenta Seed Indonesia
      2018
  • TENTANG KAMI
  • PORTOFOLIO
  • KARIR
  • BERITA & INFORMASI
  • HUBUNGI KAMI

Usability Testing: Pengertian, Metode, Tahapan dan Tujuan

Daftar Isi
Daftar Isi

Usability testing 1
(Foto: Unsplash)

Meningkatkan kualitas produk atau sistem adalah prioritas bagi setiap pengembang. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah dengan melakukan usability testing. Usability testing adalah teknik yang digunakan untuk menguji kemudahan penggunaan dan kegunaan suatu produk atau sistem oleh pengguna yang sesuai. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail apa itu usability testing, 6 metode yang umum digunakan, dan langkah-langkah untuk melakukan usability testing dengan efektif. Dengan memahami metode dan langkah-langkahnya, pengembang dapat meningkatkan kualitas produk atau sistem mereka dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.

Apa Itu Usability Testing 

Usability testing adalah proses untuk menguji sejauh mana sebuah produk atau sistem dapat digunakan dengan mudah dan efektif oleh pengguna. Tujuan dari usability testing adalah untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin dihadapi oleh pengguna saat menggunakan produk atau sistem, serta untuk menentukan area di mana perbaikan diperlukan untuk meningkatkan kualitas pengalaman pengguna.

Proses pengujian dilakukan dengan mengundang beberapa orang pengguna untuk mencoba produk atau sistem. Selama proses pengujian, pengguna akan diberikan tugas tertentu untuk diselesaikan dan para pengamat akan merekam interaksi pengguna dengan produk atau sistem tersebut. Setelah pengujian selesai, para pengamat akan menganalisis hasil pengujian dan mengidentifikasi masalah yang ditemukan.

Metode Usability Testing

Dalam Usability testing terdapat beberapa metode yang dapat digunakan atau diterapkan dalam penggunaannya. Di bawah ini terdapat 6 metode usability testing, sebagai berikut: 

1. Think-aloud Protocol

Metode ini melibatkan pengguna untuk berbicara dan menjelaskan apa yang mereka pikirkan dan lakukan saat menggunakan produk atau sistem. Tujuan dari metode ini adalah untuk memahami alur pikir pengguna dan masalah yang dihadapi dalam menggunakan produk atau sistem tersebut.

2. Survei Kepuasan Pengguna

Metode ini melibatkan pengguna untuk mengisi kuesioner atau survei tentang pengalaman penggunaan produk atau sistem. Survei kepuasan pengguna dapat membantu tim pengembang memahami persepsi dan preferensi pengguna terhadap produk atau sistem.

3. A/B Testing

Metode ini melibatkan dua versi produk atau sistem yang diuji dengan kelompok pengguna yang berbeda. Dua versi tersebut kemudian dibandingkan untuk melihat mana yang lebih efektif dan mudah digunakan oleh pengguna.

4. Remote Testing

Metode ini memungkinkan pengujian dilakukan secara online tanpa harus bertemu langsung dengan pengguna. Remote testing dapat dilakukan melalui video conference, aplikasi screen sharing, atau platform remote testing lainnya.

5. Competitor Testing

Metode ini melibatkan pengujian produk atau sistem yang sedang dikembangkan dengan produk atau sistem sejenis yang sudah ada di pasaran. Tujuan dari metode ini adalah untuk membandingkan kelebihan dan kekurangan produk atau sistem yang sedang dikembangkan dengan pesaingnya.

6. Card Sorting

Metode ini melibatkan pengguna untuk mengelompokkan elemen desain (seperti menu atau fitur) menjadi kategori yang berbeda. Tujuan dari metode ini adalah untuk memahami bagaimana pengguna mengorganisir informasi dan elemen desain dalam produk atau sistem.

Baca Juga: Peran User Acceptance Test (UAT) Pada Software Development

Langkah-Langkah Usability Testing 

Langkah-langkah usability testing
Usability testing (Foto: Pexels)

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam melakukan usability testing:

1. Menetapkan Tujuan

Langkah pertama adalah menentukan tujuan dari usability testing. Apa yang ingin dicapai? Apakah ingin mengetahui seberapa mudah pengguna dapat menggunakan produk atau sistem? Atau ingin mengetahui seberapa efektif produk atau sistem dalam membantu pengguna menyelesaikan tugas mereka? Tujuan harus jelas dan spesifik.

2. Merekrut Partisipan

Langkah selanjutnya adalah merekrut partisipan untuk melakukan usability testing. Partisipan harus mewakili target pengguna produk atau sistem yang diuji. Partisipan dapat direkrut melalui seleksi acak, atau melalui iklan online atau offline. Partisipan juga harus mendapatkan kompensasi, seperti uang atau hadiah lainnya, sebagai bentuk terima kasih atas partisipasinya.

3. Menyiapkan Skenario Uji

Setelah partisipan terpilih, langkah berikutnya adalah menyiapkan skenario uji. Skenario uji harus realistis dan mencakup tugas-tugas yang umum dilakukan oleh pengguna produk atau sistem. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa mudah pengguna dapat menyelesaikan tugas tersebut, dan untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul selama proses pengujian.

4. Memperoleh Data

Saat partisipan sedang melakukan pengujian, para pengamat harus merekam data dan pengalaman pengguna. Para pengamat harus mencatat hal-hal yang muncul selama pengujian, seperti kebingungan atau kesulitan pengguna, serta tindakan yang diambil untuk menyelesaikan tugas. Data dapat diperoleh melalui berbagai teknik, seperti video rekaman, audio rekaman, atau catatan tertulis.

5. Menganalisis Data

Setelah proses pengujian selesai, langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang diperoleh. Para pengamat dapat menggunakan data yang diperoleh untuk mengidentifikasi masalah yang muncul selama pengujian, serta area yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pengalaman pengguna.

6. Membuat Laporan dan Merekomendasikan Perbaikan

Langkah terakhir adalah membuat laporan hasil pengujian dan merekomendasikan perbaikan. Laporan harus mencakup hasil pengujian secara rinci, termasuk masalah yang ditemukan dan rekomendasi untuk perbaikan. Tim pengembang dapat menggunakan laporan untuk memperbaiki produk atau sistem agar lebih mudah digunakan dan efektif bagi pengguna.

Usability testing harus dilakukan secara berkala untuk memastikan produk atau sistem tetap efektif dan mudah digunakan oleh pengguna. Dalam melakukan usability testing, tim pengembang harus terus memperbaiki dan meningkatkan produk atau sistem untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna.

Baca Juga: Metode Design Thinking dalam Bisnis

Bagaimana Usability Testing Diuji ? 

Tujuan usability testing
Usability testing untuk Pengguna (Foto: Pexels)

Dalam usability testing, beberapa faktor yang diuji meliputi:

1. Kemudahan Penggunaan

Faktor pertama untuk dapat menguji usability tersebut adalah dengan kemudahan penggunaan nya. Seberapa mudah pengguna dapat menavigasi produk atau sistem dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

2. Efektivitas

Faktor selanjutnya yakni efektivitas dari sebuah produk itu sendiri. Seberapa efektif produk atau sistem dalam membantu pengguna menyelesaikan tugas-tugas mereka.

3. Kepuasan Pengguna

Kepuasan User atau pengguna dalam hal ini merujuk pada apakah penggunaan ketika memakai produk yang telah selesai memenuhi standar pengguna atau tidaknya. Seberapa puas pengguna dengan pengalaman menggunakan produk atau sistem tersebut.

Dengan itu, setelah proses pengujian selesai, tim pengembang dapat menggunakan hasilnya untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas produk atau sistem. Ini dapat dilakukan pada berbagai jenis produk atau sistem, termasuk aplikasi web, aplikasi mobile, perangkat lunak, dan produk fisik seperti peralatan rumah tangga atau kendaraan.

Baca Juga: Apa Itu CI/CD? Tahapan, Tools dan Manfaatnya dalam DevOps

Tujuan Usability Testing 

Tujuan dari usability testing adalah untuk mengidentifikasi masalah dan kelemahan dalam suatu produk atau sistem yang dapat mempengaruhi pengalaman pengguna. Berikut adalah beberapa tujuan dari usability testing:

1. Meningkatkan Kepuasan Pengguna

Tujuan utama dari usability testing adalah untuk meningkatkan kepuasan pengguna. Dengan menguji produk atau sistem dengan pengguna yang sesuai, tim pengembang dapat mengidentifikasi masalah dan kelemahan dalam produk atau sistem yang dapat menghambat pengguna dalam mencapai tujuan mereka. Setelah masalah tersebut diperbaiki, pengguna akan lebih mudah dan lebih nyaman dalam menggunakan produk atau sistem tersebut, sehingga meningkatkan kepuasan mereka.

2. Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas Pengguna

Ini dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas pengguna dalam menggunakan produk atau sistem. Dengan menguji produk atau sistem dengan pengguna yang sesuai, tim pengembang dapat mengidentifikasi masalah dan kelemahan dalam produk atau sistem yang dapat memperlambat atau menghambat pengguna dalam menyelesaikan tugas mereka. Setelah masalah tersebut diperbaiki, pengguna dapat lebih efisien dan produktif dalam menggunakan produk atau sistem tersebut.

3. Mengurangi Biaya Pengembangan

Usability testing dapat membantu mengurangi biaya pengembangan. Dengan menguji produk atau sistem dengan pengguna sejak awal pengembangan, tim pengembang dapat mengidentifikasi masalah dan kelemahan dalam produk atau sistem pada tahap awal. Hal ini dapat mengurangi biaya pengembangan karena perbaikan dapat dilakukan pada tahap awal sebelum produk atau sistem diluncurkan, sehingga mengurangi biaya perbaikan pada tahap lanjutan.

4. Meningkatkan Kepercayaan Pengguna

Usability testing dapat meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap produk atau sistem. Dengan menguji produk atau sistem dengan pengguna yang sesuai, tim pengembang dapat mengidentifikasi masalah dan kelemahan dalam produk atau sistem yang dapat mengurangi kepercayaan pengguna. Setelah masalah tersebut diperbaiki, pengguna akan lebih percaya dan merasa lebih aman dalam menggunakan produk atau sistem tersebut.

5. Meningkatkan Kinerja Bisnis

Usability testing dapat meningkatkan kinerja bisnis. Dengan meningkatkan kepuasan pengguna, efisiensi, dan produktivitas, serta kepercayaan pengguna, bisnis dapat meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar. Selain itu, pengembangan produk atau sistem yang lebih mudah digunakan dapat meningkatkan reputasi bisnis dan membantu mempertahankan pelanggan.

Kesimpulan 

  1. Usability testing adalah proses mengumpulkan data dari pengguna untuk mengevaluasi sejauh mana produk dapat digunakan dengan mudah dan efektif.
  2. Ada enam metode yang dapat digunakan dalam usability testing, yaitu user interviews, focus groups, surveys, A/B testing, remote usability testing, dan expert reviews.
  3. Ada beberapa langkah yang harus diikuti dalam melakukan usability testing, yaitu menentukan tujuan pengujian, memilih metode yang sesuai, merekrut peserta, membuat skenario dan tugas, mengumpulkan data, dan menganalisis dan melaporkan hasil pengujian.
  4. Usability testing sangat penting dalam pengembangan produk karena dapat membantu mengidentifikasi masalah dalam pengalaman pengguna dan mengarahkan pengembangan produk ke arah yang lebih baik.
  5. Pengembang produk harus memperhatikan kebutuhan dan preferensi pengguna ketika merancang produk dan melaksanakan usability testing secara teratur untuk memastikan bahwa produk tetap mudah digunakan dan efektif.

Kami juga menawarkan jasa pembuatan aplikasi untuk membantu kebutuhan pengembangan aplikasi berbasis web, mobile, dan desktop.

Copied To Clipboard

Bagikan Ke: