Pengenalan Apa itu Framework, Fungsi, dan 4 Jenisnya

Daftar Isi
Daftar Isi
Framework merupakan sebuah kerangka kerja yang digunakan oleh para developer untuk mengembangkan aplikasi berbasis website maupun desktop. Kerangka kerja ini akan membantu pengembangan aplikasi menjadi lebih terstruktur dan rapi, serta dapat memudahkan kinerja developer.

Framework (kerangka kerja) adalah istilah yang sering muncul dalam dunia developer. Istilah tersebut memiliki fungsi yang sangat besar bagi pengembangan kode program secara sistematis. Saat ini, seorang pengembang khususnya dalam bidang web development diharuskan untuk mempelajari dan menggunakan sebuah kerangka kerja dalam pembuatan perangkat lunak.

Keuntungan lain adalah untuk mengembangkan perangkat lunak dengan penyusunan kode secara terstruktur dan konsisten. Kode yang baik tentu saja merupakan kode yang dapat dimengerti oleh mesin serta pengembang (developer).

Pada artikel kali ini, akan membahas seputar apa itu framework beserta jenis-jenisnya. Untuk jenis dari kerangka kerja -nya sendiri lebih menekankan pada web development. Kita akan membahas terlebih dahulu mengenai apa itu framework.

Pengenalan Apa Itu Framework

Kenali apa itu framework dalam pemrograman
Framework © Freepik

Pertama, kita harus mengenal terlebih dahulu apa itu framework dan fungsi apa saja yang dimilikinya. Nah, dari situ anda dapat mulai memahami tujuan dari penggunaannya dalam pengembangan website ataupun perangkat lunak.

1. Pengertian Framework

Sesuai dengan namanya sendiri, framework adalah kerangka kerja untuk mengembangkan aplikasi berbasis website maupun desktop. Kerangka kerja disini sangat membantu developer dalam menuliskan sebuah dengan lebih terstruktur dan tersusun rapi.

Kerangka kerja diciptakan untuk mempermudah kinerja dari programmer. Sehingga, seorang programmer tidak perlu untuk menuliskan kode secara berulang-ulang. Karena di dalamnya sendiri anda hanya perlu menyusun komponen – komponen pemrograman saja.

2. Fungsi Framework

Sebagai developer, tentu harus mengetahui tujuan dari penggunaannya untuk kepentingan pembuatan aplikasi. Sehingga, untuk proses pengerjaan aplikasi dapat dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan project. Berikut merupakan beberapa fungsi kerangka kerja dalam web development.

 a. Kode program lebih terstruktur

Fungsi framework yang utama adalah membuat source code menjadi lebih terstruktur. Terstruktur disini, berarti program yang dibuat akan dimasukkan ke dalam setiap komponen sesuai dengan fungsi nya masing – masing.

Salah satu contoh dari kode program terstruktur dapat dilihat dari framework PHP, yaitu Laravel. Yang menggunakan konsep paradigma MVC (Model, View, Controller). Terdapat tiga komponen utama untuk mengembangkan website menggunakan model tersebut.

Model berfungsi untuk tempat atau wadah menampung kode program berupa algoritma pemrograman dan penghubung database aplikasi. View berfungsi sebagai wadah menampung kode program untuk membuat tampilan yang nantinya ditampilkan kepada customer/client. Dan controller berfungsi untuk menghubungkan model dan view agar menjadi sebuah website secara keseluruhan.

Dapat dikatakan juga, model disini untuk menangani tugas back end. Kemudian, view untuk menangani tugas front end. Dengan adanya konsep MVC tersebut, kode program akan tersusun rapi serta mempersingkat kerja dari developer.

b. Membantu kinerja dari developer

Fungsi yang kedua adalah membantu kinerja dari developer sendiri. Dari sini, anda pasti sudah berpikir bahwa sebenarnya dalam membuat sebuah aplikasi dapat dilakukan tanpa menggunakan bantuan framework. Tentu saja, bisa dilakukan jika proyek yang ditangani dalam lingkup kecil.

Apabila anda membuat aplikasi atau tampilan website untuk sebuah perusahaan atau organisasi besar tentu saja hal tersebut tidak disarankan bahkan mindset tersebut harus segera diubah. Framework diciptakan untuk memudahkan kinerja dari developer dalam segi efisiensi waktu serta resource yang dibutuhkan.

Selain itu, apabila dikerjakan oleh beberapa tim maka framework akan sangat membantu efektivitas kerja dan sinkronisasi. Setiap dapat langsung memahami dan mengerjakan tugas masing – masing tanpa perlu mengecek satu persatu komponen baik dari segi back end maupun front end.

c. Meningkatkan keamanan perangkat lunak/website

Selain membantu kinerja dari developer, dari segi keamanan website maupun software juga akan meningkat. Karena dalam penerapan kerangka kerja telah diidentifikasi oleh beberapa developer ahli dari berbagai negara.

Kemudian, sebuah kerangka kerja juga memiliki beberapa versi yang setiap saat akan selalu ada pembaruan dari segi fitur serta untuk mengurangi adanya bugs. Keamanan akan selalu diperbarui dan dimonitoring agar tidak terjadi permasalahan yang lebih serius pada website misalnya terjadinya hacking maupun peretasan data.

Apabila anda tertarik dengan sistem keamanan aplikasi, maka anda juga dapat untuk belajar cyber security. Beberapa perusahaan maupun startup memiliki beberapa posisi untuk mengerjakan dan menangani permasalahan dalam urusan sistem keamanan perangkat lunak.

d. Pemeliharaan dan dokumentasi dari website lebih mudah

Apabila anda ingin menambahkan atau mengurangi beberapa fitur dari website yang anda buat, maka dengan menggunakan kerangka kerja dapat memudahkan anda untuk melakukan hal tersebut. Mengapa? Kami beri contoh kerangka kerja dari Laravel sendiri memiliki fitur untuk melakukan maintenance pada program.

Dengan melakukan maintenance, anda dapat mengubah versi website tersebut dan menambahkan beberapa fitur dengan lebih mudah dan aman. Sehingga, ketika ada perbaikan pada website maka terdapat notifikasi atau pesan bagi pengguna bahwa website masih dalam perbaikan.

Selanjutnya, dari segi dokumentasi juga lebih terstruktur. Anda akan sangat kerepotan apabila dalam proses dokumentasi tidak menggunakan bantuan framework. Dalam kerangka kerja, setiap dokumen aplikasi yang dibangun dapat diidentifikasi dengan mudah dan cepat.

e. Mempercepat dalam proses pembuatan website

Fungsi terakhir adalah untuk mempercepat dalam proses pembuatan website. Dalam hal ini, bukan berarti pembuatan website yang baik dikerjakan dengan cepat saja. Tetapi, proses pembuatan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan customer.

Developer dapat mengembangkan aplikasi dengan menggunakan komponen-komponen yang telah tersedia dalam framework. Sehingga, tidak perlu untuk menyusun ulang dari awal kode program.

Perbedaan Framework dan Library

Pada dasarnya, framwork terdiri dari elemen kode yang mengarahkan proses pengembangan aplikasi dan meningkatkan efisiensinya. Oleh karena itu, seringkali disalahartikan sebagai library, meskipun keduanya adalah konsep yang berbeda dengan tujuan yang tidak sama.

Framework menetapkan struktur yang harus Anda ikuti saat mengembangkan perangkat lunak. Dengan demikian, kode Anda harus mematuhi standar yang telah ditetapkan oleh framework sejak awal pengembangan.

Sementara itu, library berfungsi sebagai sumber daya yang dapat Anda gunakan selama proses pengembangan, menyediakan elemen-elemen untuk menyelesaikan tahap tertentu dalam pengembangan atau untuk melakukan optimasi.

Bagaimana Framework Bekerja?

Berfungsi sebagai struktur atau kerangka kerja yang sudah dirancang sebelumnya untuk pembuatan aplikasi atau situs web. Dalam proses pengembangan perangkat lunak atau aplikasi, juga membantu pengembang menghemat waktu dan tenaga yang biasanya dibutuhkan untuk menciptakan fitur dan fungsi dasar.

Hal ini memungkinkan pengembang untuk lebih fokus pada pengembangan fitur spesifik dan fungsionalitas unik bagi aplikasi mereka. Berikut adalah beberapa cara kerjanya dalam pengembangan perangkat lunak atau aplikasi:

1. Struktur Dasar

Menyediakan kerangka dasar yang telah dirancang sebelumnya untuk pembangunan aplikasi atau situs web. Kerangka ini mencakup komponen-komponen seperti manajemen basis data, routing, autentikasi dan otorisasi, manajemen file, dan lain-lain.

2. Modularitas

Dapat memungkinkan pengembangan aplikasi dalam modul-modul terpisah. Hal ini memberi kesempatan kepada pengembang untuk fokus pada pengembangan satu modul tanpa harus khawatir tentang interaksi modul itu dengan bagian lain dari aplikasi.

3. Keamanan

Dapat membantu pengembang dalam mengamankan aplikasi dengan menyediakan berbagai fungsi keamanan seperti validasi input, aurentikasi, dan otorisasi.

4. Kecepatan Pengembangan

Pengembang dapat meningkatkan kecepatan dalam pengembangan aplikasi karena framework menghadirkan berbagai fitur dan fungsi dasar yang siap pakai.

5. Pemeliharaan

Dapat mendukung pengembang dalam pemeliharaan aplikasi dengan menyusun konvensi pengkodean dan menjaga konsistensi dalam kode.

6. Pembaruan

Framework secara berkala diperbarui dan dikembangkan oleh komunitas pengembang open source, sehingga pengembang dapat mengakses pembaruan dan peningkatan terbaru mudah.

7. Tersedia Secara Bebas

Sebagian besar framework bersifat open source, sehingga dapat diakses secara gratis dan digunakan tanpa biaya oleh pengembang.

Tipe-tipe Framework

Berikut adalah beberapa jenisnya yang umum dan perlu Anda dipahami:

1. Framework Konseptual

Framework konseptuak ini berfokus pada konsep atau ide dasar dalam pengembangan aplikasi atau sistem. Tipe ini lebih menekankan pada aritektur dan desain aplikasi atau sistem, bukan pada implementasi teknis.

Tujuannya adalah untuk memberikan panduan kepada pengembang dalam membangun struktur arsitektur dan desain aplikasi atau sistem, serta menawarkan pedoman untuk memilih teknologi.

2. Framework Logis

Framework logis membantu pengembang dalam membangun aplikasi atau sistem dengan menyediakan abstraksi tingkat tinggi terhadap teknologi tertentu. Jenis ini menawarkan solusi umum untuk masalah yang sering muncul dalam pengembangan aplikasi atau sistem, seperti routing, validasi data, dan integrasi dengan layanan pihak ketiga.

Dengan menggunakannya, pengembang dapat menghemat waktu dan menghindari pengulangan dalam penulisan kode program.

3. Framework Fisik

Framework fisik memberikan abstraksi terhadap perangkat keras dan infrastruktur jaringan. Biasanya, jenis ini digunakan dalam pengembangan aplikasi atau sistem yang memerlukan akses ke perangkat keras dan jaringan yang kompleks, seperti aplikasi game dan sistem Internet of Things (IoT).

Framework ini menawarkan solusi umum untuk tantangan yang biasanya dihadapi dalam pengembang aplikasi atau sistem yang berbasis perangkat keras.

4. Framework Pemrograman

Framework pemrograman memberikan abstraksi pada bahasa pemrograman tertentu. Tipe ini menawarkan solusi umum untuk masalah-masalah yang sering dihadapi dalam pemrograman aplikasi atau sistem yang menggunakan bahasa pemrograman spesifik, seperti PHP, Ruby, atau JavaScript.

Biasanya menyediakan fitur-fitur seperti ORM, routing, dan pemplating, yang dapat mempercepat progres pengembangan aplikasi atau sistem.

Jenis Framework untuk Web Development

Setelah mengenal apa itu framework beserta fungsinya, selanjutnya kita akan mengenal beberapa contoh yang digunakan dalam pengembangan website. Berikut ini merupakan beberapa jenis kerangka kerja meliputi CSS, JavaScript, dan PHP. Dan biasanya sering digunakan dalam pengembangan sebuah website.

1. Framework CSS

CSS (Cascading Style Sheet) merupakan bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat tampilan, layout pada HTML agar lebih bagus dan menarik. CSS selalu digunakan untuk tim front end dalam membuat tampilan website. Berikut merupakan beberapa kerangka kerja dari CSS.

a) Bootstrap

Bootstrap merupakan framework CSS yang sering digunakan para developer. Tampilan bootstrap memberikan kesan modern, dinamis, dan lebih user friendly. Selain itu, menyediakan tampilan yang responsive saat diakses melalui ponsel.

b) Foundation

Kerangka kerja ini banyak digunakan karena memiliki kelebihan dalam hal fungsionalitasnya. Foundation dapat bekerja dalam segala browser serta kaya akan fitur sama seperti Bootstrap.

c) Semantic UI

Semantic UI memiliki kelebihan dalam hal penulisan class yang lebih mudah. Selain itu, framework yang satu ini juga menyediakan fitur yang user friendly dan komponen yang lengkap.

d) Bulma

Banyak pengembang yang belum mengenal Bulma. Namun, framework ini memiliki keistimewaan dalam hal tata letaknya yang berbasis flexbox, sehingga memudahkan developer dalam mengatur tampilan dalam bentuk responsive.

e) Materialize

Salah satu hal yang menarik pada framework yang satu ini adalah dapat digunakan pada website secara umum serta platform Android. Tentu saja dalam hal ini juga mencakup tampilan yang responsive serta memiliki fitur yang banyak.

2. Framework JavaScript

JavaScript (JS) merupakan bahasa pemrograman yang digunakan oleh front end dalam membuat tampilan website menjadi lebih interaktif. Website yang kompleks tentu saja harus memberikan performa dan pengalaman yang baik bagi pengguna. Dengan menggunakan JavaScript, maka website akan terlihat lebih dinamis.

Baca juga: Framework JavaScript: Pengertian, Kelebihan, dan Framework Terbaik

JavaScript sendiri merupakan bahasa yang berjalan pada sisi front end dan tergolong dalam bahasa pemrograman tingkat tinggi. Kemudian, dapat berjalan di sisi front end maupun back end. Berikut ini merupakan beberapa framework dari JS.

a) AngularJS

AngularJS merupakan framework JavaScript yang berjalan di sisi client dengan menggunakan pola MVC untuk membuat tampilan website lebih dinamis. Untuk sekarang, AngularJS bersifat open source dan sepenuhnya didasarkan pada HTML dan JavaScript. Yang mana, dapat mengubah HTML statis menjadi HTML yang dinamis.

b) ReactJS

Merupakan kerangka kerja yang dikembangkan oleh Facebook. ReactJS termasuk dalam library front end yang memungkinkan untuk membuat komponen UI dapat digunakan kembali. Salah satu kelebihan dari React adalah dapat digunakan secara multi platform (website maupun mobile).

Baca juga: Apa itu React JS? Kelebihan, Tutorial, Bedanya Dengan React Native

c) Vue.js

Vue.js merupakan framework yang bersifat open source dan progresif untuk membangun antarmuka (interface) pengguna. Kelebihannya terletak pada proses integrasi dalam proyek menggunakan library JavaScript yang dibuat lebih mudah.

d) Node.js

Node.js berjalan di sisi backend (server) yang bersifat open source, cross-platform dalam mengeksekusi kode. Node.js juga memungkinkan developer dalam menggunakan JavaScript untuk membuat konten halaman pada web secara dinamis sebelum dikirim ke web browser pengguna (user).

Baca juga: Apa itu Node.js ? Pengertian, Kegunaan & cara Install

e) EmberJS

Mengadopsi pola MVVM (Model-View-View-Model). Artinya, developer dapat mengembangkan website dan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, EmberJS juga termasuk dalam framework JavaScript yang bersifat open source.

3. Framework PHP

PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang berjalan pada sisi server dan selalu digunakan oleh tim backend. Berikut ini merupakan beberapa framework PHP yang sering digunakan dalam pengembangan website.

a) CodeIgniter (CI)

CodeIgniter merupakan framework PHP yang menggunakan arsitektur berbasis MVC. Lebih spesifiknya, pada CI menggunakan komponen yang berbeda untuk mengelola tugas pengembangan website. Keunggulan dari CI terletak pada performanya yang ringan dan dapat diandalkan.

b) Laravel

Laravel merupakan salah satu framework PHP yang memiliki sintaks yang mudah dipahami dan digunakan. Kemudian, Laravel juga terintegrasi dengan library dan platform pihak ketiga, yaitu AWS (Amazon Web Services). Dan yang paling penting disini, dari segi performa memiliki core yang dapat diandalkan dengan menggunakan add-ons.

Baca juga: Laravel vs CodeIgniter: Framework Mana yang Terbaik?

c) Symfony

Framework ketiga yang sering digunakan adalah Symfony. Dari nama saja cukup unik, pun memiliki fleksibilitas yang baik. Keunggulan utama apabila anda menggunakan kerangka kerja ini adalah telah tersedia fungsionalitas testing bawaan untuk mengecek apakah program berjalan dengan normal atau tidak.

d) Phalcon

Phalcon memiliki perbedaan dari segi penulisan kode program. Dalam hal ini, menggunakan bahasa C ekstensi dari PHP. Phalcon juga merupakan framework PHP tercepat dan memiliki performa yang baik.

e) Zend

Zend merupakan framework yang berparadigma OOP (Object Oriented Programming) yang berarsitektur MVC. Fungsionalitas pada Zend memudahkan anda untuk fokus pada komponen dan fungsi yang dibutuhkan. Karena sifatnya yang berbasis komponen, Zend banyak disebut sebagai kerangka kerja “Glue”.

Jenis Framework untuk Aplikasi Web

Selanjutnya kita akan mengenal beberapa contoh yang digunakan dalam aplikasi basis website yang pastinya mempermudah proses pengembangan sistem daring seperti situs web, API, aplikasi, dan sumber daya lainnya yang tersedia di internet.

1. Angular

Angular adalah framework JavaScript open source untuk front-end yang menawarkan berbagai alat dan solusi untuk mempercepat pengembangan web dan mengintegrasikan template. Karena fleksibilitasnya dalam kustomisasi, Angular sangat cocok untuk situs web atau aplikasi yang memerlukan integrasi yang luas. Dikembangkan dan dikelola oleh tim khusus di Google.

Contoh situs web dan aplikasi yang dibangun menggunakan AngularJS termasuk Netflix, PayPal, UpWork, dan Nike.

2. Django

Django adalah framework open source yang terkenal dan ditulis dalam bahasa pemrograman Python. Tujuannya adalah untuk memungkinkan pengembang aplikasi web yang cepat, sederhana, dan dapat diskalakan

Dengan elemen struktur yang ditawarkannya, Django memungkinkan Anda untuk menjalankan semua proses pemrograman yang diperlukan dengan aman. Framework ini paling banyak digunakan oleh perusahaan startupdan teknologi dalam proyek interaktif yang melibatkan banyak sumber daya visual, seperti game.

Beberapa situs web dan sistem canggih yang dikembangkan dengan Django meliputi Spotify, Instagram, Youtube, dan Pinterest.

3. Laravel

Laravel adalah framework back-end berbasis PHP yang populer karena sintaksis yang ekspresif dan canggih. Selain kemudahannya, Laravel juga dikenal fleksibel dan ramah pengguna.

Dirancang untuk menyediakan fungsionalitas yang canggih namun sederhana, sumber daya Laravel memungkinkan proses pengembangan web yang agile dan terintegrasi. Framework ini juga menyediakan alat untuk menggabungkan berbagai template.

Dengan komunitas yang besar dan aktif, Laravel digunakan oleh banyak situs terkenal seperti BBC, 9gag, Pfizer, Barchart, MyRank, dan World Walking.

Jenis Framework untuk Mobile Development

Selanjutnya kita akan mengenal beberapa contoh framework yang digunakan dalam mobile development.

1. Flutter

Flutter adalah framework open source yang dikembangkan oleh Google. Menyediakan berbagai alat modern dan fleksibel yang memudahkan proses pengembangan aplikasi dan relatif mudah digunakan.

Flutter mendukung platform iOS, Android, Windows, dan Linux, serta menawarkan solusi yang dapat disesuaikan seperti widger. Beberapa aplikasi terkenal yang dibangun dengan Flutter adalah Amazon, Alibaba, eBay, Adobe, dan Google Ads.

2. Xamarin

Xamarin adalah framework open source yang didasarkan pada .NET dan bertujuan untuk menciptakan struktur pengembangan aplikasi seluler untuk Android, iOS, dan Windows. Dimiliki oleh Microsoft, Xamarin memiliki komunitas mitra yang besar.

Xamarin dirancang untuk menawarkan solusi lintas platform dengan kode yang dapat digunakan kembali. Beberapa proyek dan situs web yang dikembangkan dengan Xamarin meliputi Microsoft Azure, Outback, Academia do Oscar, Alaska Airlines, Novarum DX, dan BBC Goodfood.

3. Ionic

Ionic adalah framework open source lintas platform yang menggunakan JavaScript untuk membantu pengembangan aplikasi hybrid yang berkualitas untuk Android, iOS, dan Windows.

Dengan satu basis kode, Ionic menawarkan berbagai pustaka dan elemen integrasi yang memungkinkan pengembangan fitur seperti pengembangan fitur seperti notifikasi push. Beberapa aplikasi populer yang menggunakan Ionic termasuk EA Games, NHS, McDonald’s Turkiye, McLaren, NBC, dan Pacifica.

Jenis Framework DataScience

Data science telah menjadi salah satu sektor utama di seluruh dunia, terutama sejak munculnya kecerdasan buatan (AI). Bidang ini mencakup aspek-aspek seperti statistik, algoritma, metode ilmiah, dan sistem digital yang dirancang untuk memproses dan menganalisis data guna menghasilkan wawasan.

Fungsi dalam data science sering meliputi alat untuk pengenalan suara, gambar, dan gerakan, serta analisis lokasi objek, transkripsi, klasifikasi teks, dan banyak lagi. Berikut ini beberapa contoh yang digunakan dalam DataScience.

1. TensorFlow

TensorFlow adalah framework open source untuk machine learning yang didukung oleh Google. TensorFlow memiliki ekosistem yang luas dan fleksibel, memungkinkan pengembangan model machine learning dan eksperimen riset.

Contoh proyek cerdas yang dikembangkan menggunakan TensorFlow termasuk Google Translate, Mozilla’s DeepSpeech, dan Google RankBrain. Beberapa merek ternama juga menggunakan framework ini untuk tugas-tugas tertentu, seperti Twitter untuk mengklasifikasikan tweet di lini waktu, Coca-Cola untuk menampilkan bukti pembelian sederhana, dan Spotify untuk mengoptimalkan rekomendasi.

2. PyTorch

PyTorch adalah framework machine learning yang dikembangkan oleh tim riset kecerdasan buatan di Facebook. Framework ini bersifat open-source dan dapat digunakan dengan Python serta C++/Java, dan dapat dioperasikan di Linux, Windows, dan MacOS.

PyTorch didukung oleh platform cloud dan memiliki sumber daya yang bergantung pada pustaka ekstensif serta lingkungan canggih yang mempercepat proses, mulai dari riset prototipe hingga rilis aplikasi. Beberapa proyek dan situs yang dikembangkan dengan PyTorch termasuk Amazon Ads, Comcast, Exelon, Trifo, dan Quadient.

2. Apache Spark

Apache Spark adalah framework yang dilengkapi dengan fitur terpadu untuk analisis dan rekayasa data dalam skala besar. Spark mendukung babarapa bahasa pemrograman seperti Pyhton, SQL, Scala, Java, dan R.

Tidak hanya untuk data science dan pengelolahan informasi, Apache Spark juga mencakup elemen algoritma dan machine learning. Karena dapat diintegrasikan dengan berbagai platform, framework ini banyak digunakan oleh merek-merek terkenal dalam proyek mereka, termasuk Visa, Microsoft, Cico, Databricks, Verizon, dan Oracle.

Kesimpulan

  • Framework adalah kerangka kerja untuk mengembangkan aplikasi berbasis website maupun desktop.
  • Fungsinya untuk membantu kinerja dari developer, serta membuat kode program menjadi lebih terstruktur. Jenis – jenis terkait dengan pengembangan website terbagi menjadi tiga, yaitu framework CSS, JavaScript, dan PHP.
  • Kemudian, dapat dikerjakan baik dari sisi client maupun server. Penggunaannya juga disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan maupun organisasi. Penggunaan framework saat ini penting untuk pengembangan perangkat lunak maupun website dengan kode program yang tersusun rapi dan untuk meningkatkan keamanan serta pemeliharaan yang lebih mudah.

Sekawan Media membuka jasa pembuatan aplikasi dan software terbaik dan terpercaya, hubungi tim kami dan diskusikan kebutuhan Anda.

Copied To Clipboard

Bagikan Ke: